Review Guilty Crown

posted on 0 comments



Oke, music2nya GC (Guilty Crown) itu dari Supercell, awalnya cuman dengerin lagu2nya... Tapi ya... Masa' dengerin lagu2nya tapi ga nonton animenya kan ga asik, jadi aku mulai nonton nih anime..

Gambarnya jelas-jelas keren. Anime ini produksinya I.G Production. Entah kenapa anime-nya I.G Production selalu keren2... GC, Jadi, overall dari Music sama Gambarnya, keren abis deh...

dan Akhirnya, setelah 22 episode selama beberapa bulan, Gulity Crown tamat dengan cukup memuaskan. Anime ini mendapat banyak cercaan dan pujian di berbagai forum anime. Banyak yang bilang ceritanya meniru-niru Code Geass (saya belum nonto Code geass) , Ouma Shu adalah protagonist terburuk yang pernah ada, dan macam-macam. Satu hal sebelum aku menulis review ini: aku tidak akan membanding-bandingkan aspek Guilty Crown dengan anime lain seperti Code Geass. Setiap anime memiliki keunikan dan kelemahannya sendiri.

Synopsis

Berawal dari pertemuan nya dengan Inori, seorang idol sekaligus anggota pemakamann yaitu semacam organisasi teroris, telah membuah hidup Shu berubah selamanya. Guna menyelamatkan Inori yang di kejar oleh GHQ, Shu tak sengaja menggunakan Void Genom dan mengaktifkan kekuatan raja, lalu menggunakan Void milik inori guna menghancurkan Endleve yang di kendalikan dari jarak jauh.



Void


Review


Story (7/10)
Aku memberi nilai 7 pada story karena, sejujurnya, storynya sedikit basi. Kamu seorang siswa SMA yang mendapat kekuatan setengah dewa dan kini harus menyelamatkan dunia. Tapi, story Guilty Crown cukup unik dengan adanya plot Genesis. Bedanya, bukan Adam yang diciptakan Daath, tapi Eve. Eve boleh memilih pasangannya.
Di awal-awal (episode 1 – 12), mungkin banyak fans yang kesal pada Shu karena ia terlalu cupu. Kalau boleh aku bilang, episode awal itu memang harus begitu, kalau tidak, maka story dan character development itu nggak akan ada. Turning point-nya di episode 13, dan climax di episode terakhir. Beberapa plot twist yang benar-benar tidak bisa diduga kerap terjadi di bagian pertengahan (antara 16 – 19).
Endingnya pun tidak terlalu buruk, bahkan kalau boleh aku bilang sangat tidak sesuai dengan hukum RPG pada umumnya. Biasanya si protagonist cowok yang akan mengorbankan diri, di sini malah main heroine yang mati. Sampai akhir, Shu masih setia dengan Inori, itu nilai plusnya.di tunjang lagu Departure saat ending menambah suasana sedih anime ini..

Music (10/10)


EGOIST
supercell







Supercell membuktikan kehebatannya di Guilty Crown. My Dearest dan Departures adalah lagu kesukaanku saat ini. Selain Opening dan Ending, lagu Insert berjudul Euterpe juga sangat bagus. Background music-nya fantastis, benar-benar seperti kita berada di tengah pertarungan tegang dan merasakan manisnya kemenangan.

Art (9/10)


Redjuice dan Hiromi Katou adalah dalang dibalik hebatnya character design Guilty Crown. Setiap karakter digambarkan sangat detail dan bagus, terutama Inori. Tsugumi dengan mecha nekomimi-nya bisa menjadi target pemilik fetish nekomimi. Dunia Guilty Crown adalah suram dan mencekam, dan para artist telah berhasil memberikan para penontonnya dunia post-apocalyptic yang sangat nyata. Design Endlave dan segala mesin-mesin futuristik yang ada di Guilty Crown sangat detail dan presisi.

Character (8/10)

Ouma Shu

Character development adalah hal penting di anime, dan Guilty Crown hampir berhasil menyukseskannya. Pertama kita punya Shu, seorang siswa SMA cupu yang tiba-tiba mendapat kekuatan dewa. Meski sering menjadi bahan cercaan fans di forum, Shu berhasil berkembang menjadi seorang ksatria gagah dengan Inori di sampingnya. Yuuki Kaji sebagai seiyuu nya, memang ahlinya dalam menghidupkan karakter hero remaja seperti ini, yang masih memiliki banyak kebimbangan (a.k.a kadang labil), tapi terus berkembang seiring cerita, seperti ketika dia menjadi seiyuu dari Alibaba di Magi .Semuanya butuh proses, untuk itulah Guilty Crown perlu 22 episode.
Inori

Lalu, kita punya Inori, main heroine. Inori sering dianggap sebuah boneka, fan service berjalan yang tidak punya peran kuat, dan itu benar untuk beberapa episode di awal. Di awal, Inori benar-benar seperti sebuah boneka, hanya perlu tampil cantik dan tidak banyak bicara. Namun, seiring berkembangnya perasaan Inori pada Shu, Inori mulai berkembang, tidak lagi menjadi boneka seperti dulu. Inori benar-benar manusia.

Karakter di Guilty Crown terlalu banyak, dan tidak semuanya diberikan back story yang memuaskan, itulah mengapa aku memberikan skor 8 untuk karakter.

Final Score: 8/10
Guilty Crown adalah sebuah anime bagus, mungkin tidak seperti Code Geass yang melegenda. Meski terkesan mendaur ulang cerita Code Geass, Guilty Crown menambahkan bumbunya sendiri ke dalam ceritanya. Guilty Crown itu memiliki keunikan sendiri dan cukup enak untuk ditonton. Akhir kata, Guilty Crown bukanlah anime untuk semua orang, hanya bagi mereka yang mengerti bahwa untuk menjadi penyelamat, dukungan dari teman-teman dan seseorang yang penting sangat diperlukan.



Title: Review Guilty Crown
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Unknown